Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Selasa, 06 November 2012

Belajar dari Kata-Kata



QUOTE OF TERE LIYE
Belakangan saya sedang kegandrungan baca buku tulisan Tere Liye. Berawal dari rasa penasaran dengan nama penulis yang  terdengar unik “Tere Liye” (Saya kira penulis adalah seorang perempuan, eh ternyata…laki-laki,hehe...) Buku pertama karya Tere Liye  yang saya lahab adalah novel hasil pinjaman dari teman yang berjudul “Bidadari-Bidadari Surga”.  Berselang setelah itu coba-coba beli sendiri karya lain beliau, lama kelamaan malah jadi ketagihan menikmati huruf demi huruf yang beliau rangkai. Meski begitu  -mengaku penggemar buku Tere Liye- tapi belum semua buku karya beliau selesai saya lahab. Mengikuti kondisi keuangan yang ada dan selera hati, hehehe.. ;)
Salah satu hal yang saya suka dari karya Tere Liye adalah  di sana banyak di tuliskan quote yang sangat menginspirasi dan memotivasi. Apalagi saya memang orang yang gandrung dengan “kata-kata” seperti itu. Nah, singkatnya sekarang ini saya mau berbagi kutipan dari  Tere Liye yang menurut saya oke banget. Kutipan berikut yang saya posting hanya dari buku-buku Tere Liye yang sudah saya nikmati saja, selebihnya menyusul insyaallah, semoga bermanfaat :) 

REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU

v  “Kering atau basah nasib sebutir gandum itu sudah ditentukan. Tidak peduli seberapa baik atap gudang menahan hujan. Tidak peduli seberapa kokoh ember plastic melindunginya. Tak peduli seberapa dalam rekahan tegel menutupinya. Kalau malam itu ditentukan basah, maka basahlah dia. Kalau ditentukan kering, maka keringlah dia. Begitulah kehidupan. Robek-tidaknya sehelai daun di hutan paling tersembunyi semua sudah ditentukan. Menguap atau menetesnya sebulir embun yang menggelayut di bunga anggrek di dahan paling tinggi, hutan paling jauh semua sudah ditentukan.”


v  “Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan membenak pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit. Kau tidak tahu apa itu, karna ilmumu terbatas. Kau hanya yakin , bila tidak di kehidupan ini suatu saat nanti pasti akan ada yang lebih mempesona dibanding menatap sepotong rembulan yang sedang bersinar indah.”


Kamis, 26 April 2012

OASE


JANGAN PERNAH, KAWAN

Seorang teman pernah berkata pada saya suatu hari, “life like a circle, hari ini kita bisa bersama, belum tentu esok hari. Whatever will be happen in our life, enjoy it. Setiap moment pasti memiliki rasa yang berbeda dan selalu ada pelajaran di dalamnya. Begitulah perjalanan ini...”.
Kedengarannya sangat klise, namun memang begitu adanya. Dalam kehidupan kita kadang tak pernah tahu apa yang terjadi pada diri kita. Ya seperti itulah, seperti roda yang berputar.. semua berjalan dinamis meski kita tak pernah tahu akan dimana posisi kita esok hari. Tapi semua perjalanan ini tlah ditata rapi olehNya dan takkan pernah keluar dari rencananya.

CERPEN

Nilai Istimewa

            Alif keluar kamar dengan wajah cemberut. Teringat kembali obrolan yang baru saja ia sudahi dengan bunda dan abangnya, Riza. Mereka bertiga baru saja membahas prestasi belajar Alif dan Riza di semester satu kemarin. Reza sang abang yang duduk di kelas V menduduki peringkat pertama di kelasnya pada semester gasal, sedangkan Alif harus puas melihat angka 12 bertengger di tangga peringkat kelasnya. Alif merasa tidak puas dan iri, ia merasa bunda membanding-bandingkan nilai mereka serta memuji prestasi abangnya.
            “Gimana ini Adek, di semester ini Abang bisa rangking tiga lho, kamu kapan? Bunda tunggu lho.” Iya ini Adek, main melulu sih!” imbuh kakaknya. Namun obrolan itu  rupanya terasa sebagai sindiran dan cibiran untuknya. Ia kecewa dan marah, serta merta langsung keluar kamar begitu saja. Dalam hati ia berniat akan menunjukkan bahwa ia juga bisa menduduki rangking pertama, bahkan akan lebih bagus dari Bang Reza.

Jumat, 20 April 2012

CERPEN

 Purnama di Langit Cerah


Bulan berwajah bundar lagi malam ini. Langit cerah tanpa bintang,
sehingga kehadiran singgasana bulan di angkasa tampak bersinar
tanpa ada saingan. Siapapun bisa menatap wajah purnama sang
bulan, persis seperti yang dilakukan oleh seorang gadis dari dalam
jendela kamarnya yang berada di lantai atas rumahnya.
Arini namanya.

Arini menatap sang bulan sambil duduk di atas bingkai jendela
kamarnya. Bulan purnama datang lagi. Itu artinya tiga bulan lagi
menjelang pernikahannya. Ada sebuah perasaan yang
sulit dilukiskan  di hatinya menjelang saat itu tiba. Perasaan
yang mengganggu pikirannya hari-hari belakangan ini, bahkan
membuatnya kehilangan konsentras untuk menyelesaikan
pekerjaannya.

Hmm…, rasa takut itu kembali muncul. Akankah dia bahagia kelak
dengan kehidupannya yang baru setelah menikah kelak?
Akankah sang Arjuna akan tetap menyayangi dia meski perubahan
waktu akan membawa hal-hal yang tidak terduga kelak?
Bagaimana jika dia ternyata tidak bisa memberikan keturunan?
Bagaimana jika dia tidak cocok dengan keluarga suaminya?
Bagaimana jika sebaliknya yang terjadi? Bagaimana jika suaminya
mengharuskan dia untuk berhenti
dari pekerjaan mapannya kini untuk berdiam di rumah?
Bagaimana jika orang tuanya yang telah menyekolahkannya
merasa sayang melihat pendidikan yang telah dienyamnya
bertahun-tahun menjadi sia-sia tak terpakai?
Bagaimana jika dia bosan dan jenuh dengan pekerjaan rutin
rumah tangga ? Bagaimana jika datang gadis  yang lebih
menarik dalam perkawinannya dan gadis itu membuat
suaminya beralih cinta ?

Senin, 16 April 2012

Akhiri dengan Indah


Akhiri dengan Indah

Kita tidak pernah bisa menduga apa yang akan terjadi di akhir hari. Mengawali hari dengan hati riang dan semangat menjulang, kadang bisa diakhiri dengan bersungut-sungut atau marah oleh sebab berbagai macam hal. Semangat dan keriangan yang tadinya dirasakan penuh, seolah-olah terkikis habis oleh satu atau dua kejadian yang dialami. Rasanya, keseluruhan hari itu menjadi begitu buruk oleh sebab peristiwa yang dialami di ujung hari.

Permulaan yang baik, selayaknya mendapatkan ‘penutupan’ yang baik pula.

BEBAS PARKIR BUKAN PARKIR GRATIS


BEBAS PARKIR BUKAN PARKIR GRATIS
Salah kaprah dalam berbahasa masih sering kita jumpai terjadi di tengah-tengah aktivitas tuturan maupun dalam penulisan yang kita lakukan. Seringkali terjadi sebuah kata diartikan atau dapat memiliki makna ganda yang disebabkan ketidaktahuan pengguna terhadap makna yang terkandung dalam kata tersebut. Salah satunya dalam pemaknaan sebuah kata atau mungkin lebih tepatnya dalam frase bebas parkir. Kita sering menjumpai rangkaian kata ini di tempat-tempat umum sebagai suatu informasi dalam berlalu lintas.
Frase bebas parkir sering diartikan orang dengan ‘dibebaskan dari pembayaran parkir’. Bebas parkir merupakan sebuah frase verbal yang terdiri dari dua kata, yaitu bebas dan parkir dengan unsur pusat verba parkir. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata bebas berarti lepas sama sekali, merdeka. Sedangkan kata parkir

Text

Text Widget

Categories

Recent Posts

BERCERITA, BERKARYA, DAN BERBAGI RASA BERSAMA

HTML Templates

Download


Halaman

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut